Pengertian
Filsafat Pendidikan
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno, philos artinya cinta dan
shopia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat berarti cinta yang mendalam
terhadap kearifan atau kebijakan. Dan dapat pula diartikan sebagai sikap atau
pandangan seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Menurut
Harold titus, dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan
dengan metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan
pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang
komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Secara istilah, filsafat mengandung banyak
pengertian sesuai sudut pandang para ahli bersangkutan, diantaranya :
1.
Muhammad Noor Syam (1986) merumuskan
pengertian filsafat dari dua sisi. Pertama, filsafat sebagai aktivitas berfikir
murni, atau kegiatan akal manusia dalam usaha mengerti secara mendalam mengenai
segala sesuatu. Pengertian filsafat disini ialah berfilsafat. Kedua, filsafat
sebagai produk kegiatan berfikir murni. Jadi merupakan suatu wujud ilmu sebagai
hasil pemikiran dan penyelidikan berfilsafat, sehingga merupakan suatu bentuk
perbendaharaan yang terorganisasi, memiliki sistematika tertentu filsafat juga
diartikan satu bentuk ajaran tentang sesuatu atau tentang segala sesuatu
sebagai satu ideology.
2.
Menurut Hasbullah Bakry (dalam prasetya,
1997) filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mengetahui pengetahuan itu.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan.
Kata pendidikan berasal dari kata didik. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Menurut Poerbakawatja dan Harahap pendidikan ialah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan
tanggung jawab moril dari segala perbuatannya.
Pendidikan adalah ikhtiar atau usaha manusia dewasa untuk mendewasakan
peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap
dirinya maupun , orang lain, hewan, dan sebagainya. Ikhtiar mendewasakan
mengandung makna yang sangat luas, yaitu transfer pengetahuan dan keterampilan,
bimbingan dan arah penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan pembinaan
kepribadian, sikap moral dan sebagainya.
Al-Syaibany mengartikan bahwa filsafat pendidikan ialah aktifitas
pikiran yang teratur yang menjadi filsafat tersebut sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. artinya, bahwa
filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman
kemanusiaan merupakan faktor yang integral atau satu kesatuan.
Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan
tentang masalah kependidikan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan,
filsafat diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat.
Peranan filsafat pendidikan merupakan sumber pendorong adanya
pendidikan. Dalam bentunya yang terperinci kemudian filsafat pendidikan menjadi
jiwa dan pedoman asasi pendidikan.
Objek Kajian
Filsafat Pendidikan
Kajian dalam bidang filsafat pendidikan mencakup berbagai aspek yang
juga menjadi karakteristik kajian filsafat pada umumnyayang meliputi semua
realitas yang wujud maupun yang mumkin al-wujud. Hanya saja, dalam konteks
filsafat pendidikan lebih menekankan pada upaya perenungan yang utuh dan
terpadu dapat ditemukan kebenaran-kebenaran dan kebijakan-kebijakan yang
berguna bagi kemajuan dunia kependidikan itu sendiri. Realitas kependidikan
terkait dengan upaya-upaya sistematis dan terprogram untuk menjadikan subjek-subjek
didiknya menjadi manusia idaman sebagaimana yang diinginkan. Spirit pendidikan
di sini berada pada aktivitas pembelajaran. Kondisi ini meniscayakan filsafat
pendidikan pun tentu juga akan mengonsentrasikan dirinya untuk menganalisis
berbagai kemungkinan langkah yang dapat ditempuh oleh semua subjek yang terkait
agar segala yang diupayakannya benar-benar efektif dan efisien untuk
merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan itu semua, maka realitas-ralitas kependidikan yang menjadi
objek kajian filsafat pendidikan antara lain menyangkut hal-hal yang berkenaan
dengan :
1.
Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok
bagi pengembangan dan penyempurnaan
2.
Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut
sebagai suatu landasan berpikir dan berbuat dalam tatanan hidup suatu
masyarakat
3.
Hakikat tujuan kependidikan sebagai arah
bangunpengembangan pola dunia kependidikan
4.
Hakikat pendidik dan anak didik sebagai
subjek-subjek yang terlihat langsung dalam pelaksanaan proses edukasi.
5.
Hakikat pengetahuan dan nilai sebagai aspek
penting yang dikembangkan dalam aktivitas pendidikan
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Pola dan sistem berpikir filosofis demikian dilaksanakan dalam ruang
lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut :
- Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam
permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu,
kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta proses
kejadian-kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
- Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul
kejadian alam semesta, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya.
Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu
dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam
semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi
secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi :
a.
Merumuskan secara tegas sifat hakikat
pendidikan (The Nature Of Education).
b.
Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai
subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of Man).
c.
Merumuskan secara tegas hubungan antara
filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
d.
Merumuskan hubungan antara filsafat,
filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
e.
Merumuskan hubungan antara filsafat negara
(Ideology), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
f.
Merumuskan sistem nilai norma atau isi
moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari uraian tersebut diperoleh suatu kesimpulan bahwa
yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan
dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu
sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana
tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
0 comments:
Post a Comment